Sugeng Hariyono |
Sugeng adalah pemuda tukang tambal ban dari Ponorogo, Jawa Timur. Ia menamatkan pendidikan jenjang diploma dua jurusan Ilmu Perpustakaan, Universitas Terbuka Ponorogo.
Di awal tahun 2014, Sugeng yang baru saja menetap di Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, dilanda rasa bosan. Untuk mengisi waktu luang ia mencari perpustakaan untuk membaca, maka ia bertanya pada seorang tetangga, di mana letak perpustakaan, Dan jawabannya...
Perpustakaan itu apa, Mas?
Sugeng kaget! Ia sadar minat baca di tempat tinggalnya yang baru sangat kurang. Ia lalu merencanakan sebuah perpustakaan keliling yang dijalankan dengan sepeda motor. Dengan telaten, Sugeng mulai menyisihkan pendapatan dari bengkel tambal bannya. Uang Rp 500.000 yang kemudian terkumpul, dibelikannya motor GL MAX (1986) yang mati mesin dan keropos di sana-sini. Lalu, Sugeng memperbaiki motor itu, dan membeli buku-buku bekas dari tukang rongsokan. Sugeng menyeleksi buku-buku yang pas untuk anak-anak. Dengan modal Rp 15.000, ia mendapatkan 60 buku.
Sejak April 2014, setelah shalat Asar, Sugeng berkeliling dengan motornya ke beberapa desa di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, untuk menjalankan perpustakaannya. Sistem yang diterapkannya adalah baca-pinjam-gratis. "Pengunjung" perpustakaannya mayoritas anak-anak, tapi ada juga ibu-ibu dan remaja.
Makin lama peminatnya makin banyak dan orang-orang mulai menanyakan apakah ada buku baru. Maka, Sugeng mulai menggunakan akun Facebook untuk mencari donasi buku, agar perpustakaannya bisa terus berjalan.
No comments:
Post a Comment